Komposisi: Ciri-ciri, ragam bahasa, bentuk-bentuk karya tulis ilmiah
Komposisi
-
Ciri-ciri Karya
Tulis Ilmiah
Dalam karya tulis ilmiah, secara umum memakai
bahasa yang arbitrer; yang mana penulis
menulis karya tulisnya dengan bahasa yang mudah dipahami dengan kesepakatan
anggota masyarakat bahasa itu masing-masing. Jika penulis berasal dari
Indonesia, sudah jelas akan menggunakan Bahasa Indonesia.
Dalam karya tulis ilmiah, kalimat yang digunakan
cenderung memakai kalimat yang efektif. Setelah penulis mendapatkan objek yang
akan diteliti, maka ia akan menuliskan ke dalam bentuk kalimat yang efektif,
maksudnya kalimat yang baik sehingga mereka yang membacanya sanggup mengadakan
penghayatan kembali sejelas dan sesegar mungkin dengan pola pemikiran penulis
memuatnya.
Sebagai penulis, haruslah berlaku sebagai seorang
yang objektif tanpa harus mengganti namanya sebagai subjektivitas. Menurut
Keraf ( 1994:35) memaparkan bahwa kemampuan menemukan gaya yang paling cocok
untuk menyampaikan gagasan-gagasan dengan pembendaharaan kata yang banyak.
Inilah yang menjadi ciri penting dalam ciri karya tulis ilmiah.
Di dalam karya tulis ilmiah harus tersistematis
dengan baik. Di awal tulisan berisikan tentang pendahuluan, pembahasan serta
isi dari tulisan yang memaparkan apa yang ada di dalam tulisan ilmiah. Selanjutnya,
pada akhir tulisan berisikan tentang kesimpulan atau ringkasan dan saran dari
tulisan yang telah dituliskan. Dengan begitulah, karya tulis ilmiah lebih
terstruktur dengan sistematis daripada karya tulis non-ilmiah. Pada karya tulis
ilmiah juga akan ditemukan kutipan, serta cacatan kaki serta bibliografi.
-
Ragam Bahasa
dalam karya Tulis Ilmiah
Bahasa yang dipakai dalam karya tulis ilmiah
cenderung memakai bahasa yang arbitrer. Yang mana saling dipahami oleh penulis
yang orang yang membaca karya tulis tersebut. Hal ini bertujuan agar pembaca
dapt memahaminy dengan sesyogyna sendiri setelah beberapa kali membacanya.
-
Bentuk-Bentuk
Karya Tulis Ilmiah
Di dalam karya tulis ilmiah, kita terkadang sering
mendengar kata skripsi yang sering digunakan oleh mahasiswa (S1) untuk
memeroleh gelar kesarjanaannya. Hal ini terbukti karena sistem yang dipakai
sangat bersifat ilmiah, apalagi juga memakai teori-teori yang sudah dipelajari
dan dipergunakan untuk penelitiannya.
Karya ilmiah lainnya dapat berupa tesis untuk mahasiswa (S2) untuk mendapatkan gelar
magister di bidang ilmu yang ia pakai. Biasanya pakai tesis juga memuat
metodelogi yang telah dipahami juga. Lalu dengan disertasi pada mahasiswa (S3)
dalam mendapatkan gelar Doktornya. Disertasi lebih tajam pembahasannya daripada
skripsi sebab memuat hal-hal yang amat apik.
Selanjutnya seperti artikel-artikel yang bersifat
ilmiah. Ini sering dilihat di media massa yang biasanya dituliskan oleh
pakar-pakar di bidang ilmunya. Misalnya, dosen di bidang ilmu sastra akan
membahas yang berkenaan tentang dunia kesusasteraan dan semacamnya. Makalah
yang biasa dituliskan oleh mahasiswa dan dosen di saat penyampaian presentasi
di perkuliahan bisa masuk ke dalam bentuk karya tulis ilmiah.
Daftar pustaka:
-
Keraf, Gorys. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa.
Ende: Nusa Indah. 1994.
Arif Rahman Hakim
Mahasiswa Sastra Daerah Minangkabau angkatan 2014
Comments
Post a Comment