Folklore Setengah Lisan Yang Berbentuk Teater Rakyat dan Upacara Tradisional



 Folklore  Setengah Lisan Yang Berbentuk Teater Rakyat dan Upacara Tradisional

Oleh Arif Rahman Hakim

Folklore

                Di Minangkabau teater rakyat memang tidak pernah tampak seperti teater-teater modern yang berkembang dewasa ini, akan tetapi dapat berbentuk pada pertunjukkan randai dan beberapa kesenian lainnya seperti drama tradisional Minangkabau. Seperti yang kita tahu, teater rakyat sama halnya dengan seni pertunjukkan yang mempertontonkan liku hidup dan polemik yang terjadi pada masyarakat saat itu. Misalnya Minangkabau akan ada teater seperti randai yang akan menceritakan akan Hang Tuah, Siti Risani dan sebagainya. Dan, mungkin saat ini telah dimodifikasi dengan kebetuhan sekarang.
            Sama halnya dengan teater modern, teater rakyat Minangkabau turut memiliki emosional yang akan terjadi. Maksudnya ketertarikan medan magnet emosional yang terjadi saat pagelaran itu dipertunjukkan penonton akan merasa mendapat feel dalam ceritanya. Dan, ada juga sumpah serapahnya pada pemain yang berperan tidak baik.
            Untuk teater yang ada di Minangkabau, naskah biasanya terjadi secara setengah lisan. Bahan cerita terkadang akan mengalir sendiri yang diceritakan dan ada pula yang ditulis serta lebih mengedepankan naskah yang bersifat mitos, cerita rakyat suatu daerah, cerita dalam kaba pun dijadikan sebagai naskahnya. Teater Minangkabau ditontonkan bukan apada arena seperti di taman budaya seperti panggung, akan tetapi di tengah halaman luas atau lapangan terbuka yang pemaian dan penonton kontak langsung dikelilingi. Teater rakyat juga diiringi dengan musik khas Minang seperti talempong, gandang tambua, pupuik batang padi ataupun saluang. Karena dengan musik khas tradisi tersebut akan menampakkan nuansa tersendiri saat pementasannya.
            Selain teater rakyat, Minangkabau juga memiliki folklore setengah lisan yang berbentuk upacara tradisional salah satunya balimau, perayaan tabuik, tamaik kaji, ka aia, dan sebagainya. Sebenarnya masih banyak sekali upacara tradisional Minangkabau yang akan dimiliki oleh tiap daerah di Minangkabau yang luas ini. Balimau salah satunya, upacara tradisi ini diyakini oleh masyarakat yang akan menyambut bulan suci Ramadhan dengan cara membasahi sekujur tubu dengan air perasan limau da beberapa kembang. Ini diyakini untuk menghilangkan kesalahan dan menyucikan batin. Upacara balimau dipercaya dan masih diterus kembangkan hingga saat ini.
Selanjutnya perayaaan Tabuik yang masih bersifat religius. Tabuik memang suatu peringatan kematian cucu Nabi Muhammad SAW yang selalu diperingati saat bulan Muharram. Ketika perayaan ini, akan banyak pagelaran kesenian yang akan menggait peradaban manusia di daerah tersebut. Apalagi akan ada kesenian yang juga tergolong akan pencampuran dengan negara Iran. Tabuik memang menjadi upacara tradisional yang sakral di Minangkabau. Sudah menjadi folklore setengah lisan yang menyusun kerangkanya.
Sama halnya dengan upacara tradisional, masih banyak upacara yang masih berkembang di Minangkabau. Karena bagaimanapun Minangkabau menjadi salah satu etnis yang menjadikan upacara tradisional berkembang di daerah ini.

Comments